Debate Eksistensi Tuhan : Atheis Edition
TUHAN PRIMA CAUSA
Debate Eksistensi Tuhan : Atheis Edition - Konsep pertama yang saya sorot adalah konsep Prima Causa. Kenapa? Karena konsep inilah yang seringkali menjadi argument yang menjelaskan keberadaan tuhan. Tidak, bukan berarti Prima Causa tidak dapat digunakan membuktikan keberadaan tuhan. Namun Prima Causa memiliki kelemahan yang dapat kita sorot. Pertanyaan utamanya, tuhan mana dulu yang ingin dibuktikan oleh argument Prima Causa?Sebelumnya, mari kita pahami apa itu argument Prima Causa. Mengutip seorang teman:
-----------------------------
"Aristoteles mencoba membuktikan keberadaan Tuhan(yakni sekedar membuktikan bahwa Tuhan itu ada, bukan bermaksud mendefinisikan Tuhan itu apa, Dzat-Nya terbuat dari apa dsb...) dengan argumen sebagai berikut...
Menurut Aristoteles, dengan asas berpikir prinsip "kausalitas", yakni bahwa setiap akibat pasti memerlukan sebab, maka dapat kita lihat bahwa setiap sesuatu yang kita ketahui itu memerlukan sesuatu yang lain supaya dirinya bisa terwujud. Dari sini kita peroleh 2 hal;
1. Realitas yang bergantung pada sesuatu yang lain (disebut akibat),
2. Realitas yang digantungi oleh sesuatu yang lain (disebut sebab).
Bila ternyata realitas sebab itu memerlukan sesuatu yang lain juga, maka dapat dikatakan dia juga sebagai akibat bagi sesuatu yang digantungi itu.... dst.
Maka, kausalitas atau sebab-akibat ini pun membentuk suatu rantai sebab-akibat.
Nah, rantai sebab-akibat ini memiliki beberapa kemungkinan sbb:
1. Tidak berujung ( A disebabkan B, B disebabkan C, C disebabkan D, D disebabkan E, dst.--- tak berujung)
2. Berujung pada sebab yang tidak lagi disebabkan (A disebabkan B, B disebabkan C, C disebabkan D, D disebabkan X, X tidak lagi disebabkan oleh apapun --- berujung pada X sebagai sebab awal)
3. Berputar atau daur.(A disebabkan B, B disebabkan C, C disebabkan A.)
Nah, kemungkinan ke-3 adalah mustahil. Mengapa? Karena berdasarkan kaidah "Setiap Sebab tentu lebih sempurna daripada akibatnya", maka kemungkinan ketiga adalah mustahil adanya. Yakni mustahil C disebabkan oleh A, padahal A tidak lebih sempurna daripada C, sehingga tidaklah mungkin mengakibatkan C.
Beralih kepada kemungkinan ke-1, itupun mustahil. Mengapa? karena bila rantai sebab-akibat ini tidak berujung, artinya semua yang ada ialah akibat. Bila semuanya adalah akibat, bagaimana mungkin ia bisa terwujud..??
(Ibaratnya katakanlah ada 15 orang pelari yang tidak akan mulai berlari sebelum salah satu di antara mereka ada yang berlari terlebih dahulu. Maka, agar mereka sungguh-sungguh mulai berlari, harus ada setidaknya salah satu diantara mereka yang mau berlari tanpa syarat.)
Nah, bila kenyataannya kini akibat itu memang ada (dalam analogi tadi 15 orang pelari itu memang berlari) itu berarti memang ada Sebab awal yang tidak memerlukan sebab lain bagi keberadaannya (Alias Sebab Primer/ prima causa, dalam analogi tadi adalah pelari yang berlari tanpa syarat).
Maka, kemungkinan ke-2 lah yang benar.
Nah dengan demikian, keberadaan Sebab awal yang tidak lagi disebabkan itu terbukti kebenarannya.
Dan, dengan kaidah, setiap sebab pasti lebih sempurna daripada akibatnya, maka sebab awal ini pastilah yang paling sempurna dari segala yang ada, yang karenanya, dikatakanlah bahwa itulah yang disebut dengan "Tuhan".
Demikian argumen Aristoteles..."
----------------------------
Pada dasarnya argumen ini berangkat dari pemahaman bahwa:
1.\tSegala sesuatu yang terjadi disebabkan oleh sesuatu yang lain... selayaknya B menyebabkan C dan B disebabkan oleh A.
2.\tMereka bergerak dalam rangkaian sebab akibat dalam artian bahwa tanpa B tidak akan ada C dan tanpa A tidak akan ada B
3.\tRangkaian sebab akibat itu bukanlah tanpa titik, sebaliknya, rantai itu memiliki titik awal dimana segalanya diawali, titik penyebab itulah yang kita sebut Prima Causa (T), The First Mover.
Kalo pingin digambar, kira-kira kayak gini:
(T)==>A==>B==>C==>Dst...
Atau ilustrasi sederhananya:
Saya mengambil batu>saya melempar batu ke kaca>kaca pecah
Argumen inilah yang menjadi religious stance kebanyakan Theist...
Tapi PROBLEMNYA, argument ini TIDAK MEMBERI RUANG BAGI TUHAN YANG BERPRIBADI, BERINISIATIF DAN BERKEHENDAK. Tuhan hanya akan jadi The FIRST MOVER, detonator, pemicu pertama....TUHAN YANG INAKTIF DAN PASIF.
Logikanya, dia hanya berkuasa atas SEBAB PERTAMA, tapi dia tidak berkuasa atas SEBAB KEDUA dan SETERUSNYA.
Pertanyaan saya:
Apakah Tuhan bisa mengubah B menjadi Y secara langsung? Jika saya melempar batu kearah kaca, dapatkah lemparan itu menyebabkan pintu di sebelah ruang terbuka? TIDAK BISA! Inilah konsekuensi dunia dalam kausalitas, dimana sebab akibat bekerja. Tidak ada ruang buat Tuhan yang Berpribadi dan Berinisiatif. Mau-tidak mau Tuhan harus mengubah A untuk mengubah B. Hingga satu-satunya cara yang mungkin adalah menjadi seperti ini:
(T)==>(A=)X==>Y==>Z
Coba lihat, disini berlaku hukum bahwa A menghasilkan B dan B sebagai turunan dari A menghasilkan C. Apakah Tuhan mampu memanipulasi ini?
Tidak bisa! Jawabnya, untuk mengubah B jadi Y kita tidak bisa main sulap dalam jagad kausalitas. Sebab dengan sendirinya keteraturan akan runtuh. Jika mendadak setelah A muncul Ymaka otomatis C tidak dapat muncul. Dan A sendiri kehilangan keterlanjutannya. Satu-satunya konsekuensi logis adalah untuk mengubah B jadi Y, kita harus mengubah A terlebih dahulu. Untuk membuka pintu, saya tidak perlu melempar batu tapi saya harus berjalan kearah pintu dan membukanya.
x