Fordiften
Kutipan dari admin pada 10/01/2025, 23:53
Fordiften
Rules :
MenyusulTempatnya debat filsafat dan pemikiran, bebas, yang penting berbobot
Fordiften
Rules :
Menyusul
Tempatnya debat filsafat dan pemikiran, bebas, yang penting berbobot

Kutipan dari egag pada 11/01/2025, 03:50kenapa kebanyakan orang filsafat itu kayak orang gila?
ini salah satu contohnya
kenapa kebanyakan orang filsafat itu kayak orang gila?
ini salah satu contohnya
Berkas yang terunggah:Kutipan dari Tamu pada 11/01/2025, 06:37Kutipan dari egag pada Januari 11, 2025, 3:50 amkenapa kebanyakan orang filsafat itu kayak orang gila?
ini salah satu contohnya
menurut saya orang yang seperti itu gabisa di sebut sebagai seseorang yang mengguanan mazhab filsafat...... kenapa? ya karena meeka cuma memaparkan apa isi hati mereka tanpa ada nya suatu kritik..... atau mungkin ya mereka cuma komen aja, soalnya saya ga menemukan bukti alau apa yang mereka bincangkan aa nilai filsafatnya
Kutipan dari egag pada Januari 11, 2025, 3:50 amkenapa kebanyakan orang filsafat itu kayak orang gila?
ini salah satu contohnya
menurut saya orang yang seperti itu gabisa di sebut sebagai seseorang yang mengguanan mazhab filsafat...... kenapa? ya karena meeka cuma memaparkan apa isi hati mereka tanpa ada nya suatu kritik..... atau mungkin ya mereka cuma komen aja, soalnya saya ga menemukan bukti alau apa yang mereka bincangkan aa nilai filsafatnya
Kutipan dari Seranaire. pada 11/01/2025, 11:24First, mungkin lebih baik kalau orang yang Berfilsafat atau Berfilosofi disebut sebagai seorang Filsuf. Secondly saya rasa definisi Philosophy Or Philosopher tidak koresponden dengan yang namanya "Kegilaan" Mengingat tujuan filsafat adalah untuk berpikir secara rasional dan menjadi bijak, kalau dibilang gila ya tidak, antara memang orang itu yang tidak Berfilosofi secara teratur atau bahkan dia tidak mengenai Filsafat itu sendiri. kita harus bisa bedain apa yang namanya Filsafat Dan Pemikiran yang ga teratur, ga semua pemikiran itu harus dianggap Berfilosofi, karena tetap bagaimanapun landasan filsafat adalah rasional, lalu bagaimana dengan pemikiran yang tidak rasional? (Mengacu kepada otak yang sudah gila) ya tidak bisa dibilang sebagai bentuk filsafat. mungkin kata yang lebih cocok adalah "Unique" dibandingkan gila, tentu sudah bisa dibilang pasif bagi seorang filsuf untuk memikirkan hal yang outside the box, mereka memang memiliki pemikiran orisinil yang unik, tapi bukan berarti mereka gila atau delusi, hanya saja mereka memiliki persepsi yang berbeda dari kebanyakan orang.
First, mungkin lebih baik kalau orang yang Berfilsafat atau Berfilosofi disebut sebagai seorang Filsuf. Secondly saya rasa definisi Philosophy Or Philosopher tidak koresponden dengan yang namanya "Kegilaan" Mengingat tujuan filsafat adalah untuk berpikir secara rasional dan menjadi bijak, kalau dibilang gila ya tidak, antara memang orang itu yang tidak Berfilosofi secara teratur atau bahkan dia tidak mengenai Filsafat itu sendiri. kita harus bisa bedain apa yang namanya Filsafat Dan Pemikiran yang ga teratur, ga semua pemikiran itu harus dianggap Berfilosofi, karena tetap bagaimanapun landasan filsafat adalah rasional, lalu bagaimana dengan pemikiran yang tidak rasional? (Mengacu kepada otak yang sudah gila) ya tidak bisa dibilang sebagai bentuk filsafat. mungkin kata yang lebih cocok adalah "Unique" dibandingkan gila, tentu sudah bisa dibilang pasif bagi seorang filsuf untuk memikirkan hal yang outside the box, mereka memang memiliki pemikiran orisinil yang unik, tapi bukan berarti mereka gila atau delusi, hanya saja mereka memiliki persepsi yang berbeda dari kebanyakan orang.
Kutipan dari admin pada 12/01/2025, 00:33Kutipan dari Tamu pada Januari 11, 2025, 6:37 amKutipan dari egag pada Januari 11, 2025, 3:50 amkenapa kebanyakan orang filsafat itu kayak orang gila?
ini salah satu contohnya
menurut saya orang yang seperti itu gabisa di sebut sebagai seseorang yang mengguanan mazhab filsafat...... kenapa? ya karena meeka cuma memaparkan apa isi hati mereka tanpa ada nya suatu kritik..... atau mungkin ya mereka cuma komen aja, soalnya saya ga menemukan bukti alau apa yang mereka bincangkan aa nilai filsafatnya
Ya pada awalnya, berfilsafat kan juga mempertanyakan sesuatu
Kutipan dari Tamu pada Januari 11, 2025, 6:37 amKutipan dari egag pada Januari 11, 2025, 3:50 amkenapa kebanyakan orang filsafat itu kayak orang gila?
ini salah satu contohnya
menurut saya orang yang seperti itu gabisa di sebut sebagai seseorang yang mengguanan mazhab filsafat...... kenapa? ya karena meeka cuma memaparkan apa isi hati mereka tanpa ada nya suatu kritik..... atau mungkin ya mereka cuma komen aja, soalnya saya ga menemukan bukti alau apa yang mereka bincangkan aa nilai filsafatnya
Ya pada awalnya, berfilsafat kan juga mempertanyakan sesuatu
Kutipan dari Sylvrae pada 12/01/2025, 12:27Mungkin ini topik yang emang lumayan gampang untuk dibahas, tetapi mengapa tidak untuk di bahas?.
"Mengapa Indonesia sangat menolak adanya perkembangan dalam ilmu pengetahuan secara menyeluruh? Spesifiknya dalam bidang filsafat. Dan karena terpengaruh oleh leluhur, menjadikan filsafat sangat di tolak?"
Mungkin ini topik yang emang lumayan gampang untuk dibahas, tetapi mengapa tidak untuk di bahas?.
"Mengapa Indonesia sangat menolak adanya perkembangan dalam ilmu pengetahuan secara menyeluruh? Spesifiknya dalam bidang filsafat. Dan karena terpengaruh oleh leluhur, menjadikan filsafat sangat di tolak?"

Kutipan dari egag pada 13/01/2025, 02:22Kutipan dari Sylvrae pada Januari 12, 2025, 12:27 pmMungkin ini topik yang emang lumayan gampang untuk dibahas, tetapi mengapa tidak untuk di bahas?.
"Mengapa Indonesia sangat menolak adanya perkembangan dalam ilmu pengetahuan secara menyeluruh? Spesifiknya dalam bidang filsafat. Dan karena terpengaruh oleh leluhur, menjadikan filsafat sangat di tolak?"
Ya karena iq orang Indon masin 78 donk..
apa lg...pendidikan jg terbelakang..
Atau bisa di katakan, sengaja di buat terbelakang?
Kutipan dari Sylvrae pada Januari 12, 2025, 12:27 pmMungkin ini topik yang emang lumayan gampang untuk dibahas, tetapi mengapa tidak untuk di bahas?.
"Mengapa Indonesia sangat menolak adanya perkembangan dalam ilmu pengetahuan secara menyeluruh? Spesifiknya dalam bidang filsafat. Dan karena terpengaruh oleh leluhur, menjadikan filsafat sangat di tolak?"
Ya karena iq orang Indon masin 78 donk..
apa lg...
pendidikan jg terbelakang..
Atau bisa di katakan, sengaja di buat terbelakang?
Kutipan dari Tamu pada 14/01/2025, 14:06Kutipan dari Sylvrae pada Januari 12, 2025, 12:27 pmMungkin ini topik yang emang lumayan gampang untuk dibahas, tetapi mengapa tidak untuk di bahas?.
"Mengapa Indonesia sangat menolak adanya perkembangan dalam ilmu pengetahuan secara menyeluruh? Spesifiknya dalam bidang filsafat. Dan karena terpengaruh oleh leluhur, menjadikan filsafat sangat di tolak?"
Ya mungkin karena sebagian orang Indonesia yang pernah mendengar filsafat menganggap bahwa filsafat itu bertentangan sama agama di mana negara Indonesia ini agamanya kuat banget! terus ada juga faktor lain kaya kurikulum, pendidikan Indonesia itu cenderung nyuruh murid-muridnya hafalan bukan berpikir secara kritis jadi kamu bakal jarang ketemu orang yang bisa berpikir kritis di negara ini. Mungkin hal ini juga dipengaruhi sama minat membaca buku di Indonesia itu rendah. Meskipun sekarang banyak buku bisa diakses lewat internet orang-orang di negara kita lebih memilih buat membuka social media seperti tiktok yang bisa menurunkan attention span . Nah hal itu bisa jadi masalah karena most of the time you learn philoshopy by reading books.
Nah filsafat juga sebenarnya gak terlalu dikenal sama orang-orang di Indonesia, kalau kamu pergi ke alun-alun kota kamu misalnya dan kamu bertanya ke salah satu anak smp/sma random yang kamu temui "Eh kamu tau filsafat engga?" kemungkinan besar orang yang kamu tanya itu ga akan tau filsafat itu apa atau mungkin cuma pernah denger kata nya.
Yah sebenarnya inti jawabannya itu karena orang Indonesia belum tahu soal filsafat, salah paham tentang filsafat, orang Indonesia malas untuk mencari tahu, dan pemerintah khususnya kementerian pendidikan tidak tahu seberapa pentingnya ilmu filsafat bagi anak-anak yang akan memimpin negara ini suatu saat nanti.
segitu aja sih jawaban dari saya, maaf kalau ada salah kata dan kalau menurut kamu belum terjawab ya maafkanlah saya.
Kutipan dari Sylvrae pada Januari 12, 2025, 12:27 pmMungkin ini topik yang emang lumayan gampang untuk dibahas, tetapi mengapa tidak untuk di bahas?.
"Mengapa Indonesia sangat menolak adanya perkembangan dalam ilmu pengetahuan secara menyeluruh? Spesifiknya dalam bidang filsafat. Dan karena terpengaruh oleh leluhur, menjadikan filsafat sangat di tolak?"
Ya mungkin karena sebagian orang Indonesia yang pernah mendengar filsafat menganggap bahwa filsafat itu bertentangan sama agama di mana negara Indonesia ini agamanya kuat banget! terus ada juga faktor lain kaya kurikulum, pendidikan Indonesia itu cenderung nyuruh murid-muridnya hafalan bukan berpikir secara kritis jadi kamu bakal jarang ketemu orang yang bisa berpikir kritis di negara ini. Mungkin hal ini juga dipengaruhi sama minat membaca buku di Indonesia itu rendah. Meskipun sekarang banyak buku bisa diakses lewat internet orang-orang di negara kita lebih memilih buat membuka social media seperti tiktok yang bisa menurunkan attention span . Nah hal itu bisa jadi masalah karena most of the time you learn philoshopy by reading books.
Nah filsafat juga sebenarnya gak terlalu dikenal sama orang-orang di Indonesia, kalau kamu pergi ke alun-alun kota kamu misalnya dan kamu bertanya ke salah satu anak smp/sma random yang kamu temui "Eh kamu tau filsafat engga?" kemungkinan besar orang yang kamu tanya itu ga akan tau filsafat itu apa atau mungkin cuma pernah denger kata nya.
Yah sebenarnya inti jawabannya itu karena orang Indonesia belum tahu soal filsafat, salah paham tentang filsafat, orang Indonesia malas untuk mencari tahu, dan pemerintah khususnya kementerian pendidikan tidak tahu seberapa pentingnya ilmu filsafat bagi anak-anak yang akan memimpin negara ini suatu saat nanti.
segitu aja sih jawaban dari saya, maaf kalau ada salah kata dan kalau menurut kamu belum terjawab ya maafkanlah saya.
Kutipan dari Tamu pada 22/01/2025, 04:35Apa Tanggapan Kalian Mengenai Kutipan Dari Filsuf Eksistensialis Abad 19 Yang Bernama Albert Camus, Dimana Ia Menyatakan Bahwa Pertanyaan Terbesar Dari Filsafat Adalah: "whether or not life is worth living"
(“There is only one really serious philosophical problem,” Camus says, “and that is suicide. Deciding whether or not life is worth living)
Apa Tanggapan Kalian Mengenai Kutipan Dari Filsuf Eksistensialis Abad 19 Yang Bernama Albert Camus, Dimana Ia Menyatakan Bahwa Pertanyaan Terbesar Dari Filsafat Adalah: "whether or not life is worth living"
(“There is only one really serious philosophical problem,” Camus says, “and that is suicide. Deciding whether or not life is worth living)